Skip to main content

Kulina di Google Launchpad ke 5, San Francisco - 2018

Akhir bulan Januari 2018 kemaren, Kulina mendapat kesempatan jadi salah satu startup yang ikut Launchpad Accelerator ke 5 di Google San Francisco. Gak kepikiran bahwa saya bakal ikut berangkat kesana, menjadi additonal member dari Kulina.

Golden Gate - yang selalu rusak kalo ada film monster Hollywood. 


Kaget, seneng tapi juga grogi. Silicon Valley, dulu cuma nonton di TV, sekarang kesana beneran. Sempet kepikiran juga kaya di serial CSI, klo ada apa2 di sana bisa kagak pulang beneran. Mengingat ini perjalanan terjauh yang akan saya tempuh.

Flashback dikit ke 2015, saya bergabung di Kulina sebagai graphic designer dan food photographer. Masih 5 orang saat itu, dan saya gak tau sama sekali apa itu startup. Banyak sekali pelajaran yang dapat selama 2 tahun lebih berproses bersama Kulina, dan saya juga tidak menyangka akan berjalan sejauh ini.

Penerbangan selama hampir 19 jam, transit di Tokyo selama 1 jam. Badan serasa gak karuan, jetlag karena ada 15 jam perbedaan waktu. Siang jadi malam, malam jadi siang. Diluar perkiraan yang hampir 2 minggu cuaca di SF hujan dan dingin, sampai di sana disambut langit yang cerah dan hawa yang tidak begitu dingin.

Launchpad Accelerator baru akan dibuka di hari Senin 29 Januari, kami tiba di SF hari sabtu 27 Januari, kesempatan….jalan2 dulu. Beruntung Casper (COO Kulina) dulu pernah tinggal di SF, dan Jessica (putri dari CSO Kulina) juga kerja di SF, jadi gak bakal kesasar di sini.

Selain soal teknologi karena banyak perusahaan digital lahir disini, San Francisco membawa pikiran saya langsung kembali ke Jogjakarta. Kota seni dan budaya, multi kultural, kota pendidikan, pariwisata dan heritage.


Port of San Francisco

Pasar di dalam bangunan utama pelabuhan

Trem klasik di Market Street





Kembali ke Google Launchpad 29 Januari 2018, hari pertama dibuka dengan perkenalan dari semua perserta. Startup terpilih dari berbagai belahan dunia, dan mentor2 terbaik dari seluruh dunia. Merasa sangat beruntung bisa ada di program ini, sekaligus merasa sangat kecil (kaya remah2 tepung gorengan di pinggir nampan). 


Hal pertama yang membuat terkesan adalah kultur kerja. Dalam penggalian ide atau penyelesaian masalah semua sudah terbiasa dan terlatih berpikir secara logis, menggunakan metode, data, riset, analisis, metric, test dan validasi. Semua terukur, bila ada kekeliruan pun bisa diantisipasi dengan cepat. Lebih cepat ketahuan salahnya lebih baik, perbaiki, move on, dan melaju kedepan dengan cepat. Ini pastinya juga diajarkan di kampus2 dalam negeri. Cuma kadang dimengerti hanya kulitnya saja, belum menjadi habit. 



Setelah merenung, aku malah nguyu dewe. wkwkwk. Teringat ide2 dan solusi hebat, kalau di Jogja itu ketemu diobrolan Wedangan ng angkringan. Intuisi, imajinasi, ngalamun, asumsi dan opini, campur aroma tembakau, kopi, secang, teh atau wedang uwuh…..tiba2 mak cling, ide hebat itu datang dalam tawa bersama kawan2 sampai dini hari. Lanjut sarapan gudeg, njuk turu. Kalau belakangan ketahuan ada yang keliru, dengan santai dan kompak akan dijawab : RAPOPO. Hahahaha.


Mana yang lebih baik? keduanya bukan hal yang bisa dibandingkan. BEDA!

bersambung...

Comments

Popular posts from this blog

Siapa suruh jadi Desainer !

Sekarang banyak sekali anak2 SMA yang pingin masuk jurusan desain grafis. Desain Grafis itu profesi yang ngetrend, cool, keren deh pokoknya. Kuliahnya enak, bebas, kerjaannya nggambar. Bisa bikin kaos2 utk distro. Setelah kuliah, mereka akan kaget dengan seabreg tugas kuliah dengan deadline yang ketat. Akhirnya banyak yang mngeluh, kuliah males2san dan DO. Beberapa yang bertahan serius dan desain grafis tetap menarik bagi mereka. Iming2 dari cerita2 senior yang sukses akhir nya membuat mereka tergiur. "Kalau kalian bisa jadi Creative Director, gaji kalian bisa sampai 40juta perbulan", kata seorang dosen. Oke. akhirnya banyak yang kuliah sambil bekerja. Saat nongkrong di sebuah angkringan di Jogja A : Masnya kuliah jurusan apa ? B : Desain Grafis A : Apa itu ? yang gambar-gambar pake komputer gitu ya ? B : ya gak mesti pake komputer. A : oooo..yang kuliahnya gambar-gambar trus bikin sablon gitu ya. B : hehehe. ya begitulah kira2. A : Klo dah lulus trus kerjanya di percetakan y...

Teori Warna

Menurut kejadiannya warna dibagi menjadi dua, yaitu warna additive dan subtractive. Warna additive adalah warna yang berasal dari cahaya dan disebut spectrum. Sedangkan Warna subtractive adalah warna yang berasal dari bahan dan disebut pigmen. Warna pokok additive adalah merah ( Red ), hijau ( Green ), biru ( Blue ), dalam komputer disebut model warna RGB. Warna pokok subtractive adalah Sian ( Cyan ), Magenta, dan Kuning ( Yellow ), dalam komputer disebut model warna CMY. (dikutip dari buku " DASAR-DASAR TATA RUPA & DESAIN " oleh Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto) . Karena terlalu panjang bila dijelaskan secara verbal, silahkan klik dan download bagan dibawah ini.

Nature Wallpaper v.2

New ! Nature Wallpaper v.2. Download link here Green and Blue , Water Ball , and Yellow Beetle . All item available in high resolution 1600 X 1200 px. Please Enjoy.